Perkembangan Masa Dewasa
Pada
status dewasa ini artinya seseorang telah atau hampir melalui masa pubertas.
Pada masa pubertas alat reproduksi atau alat kelamin seseorang telah
memproduksi dengan lebih baik. Penampilan – penampilan serta bakat dan minat
telah terjadi perubahan dan perilaku pada masa ini telah terbentuk karena
tekanan – tekanan dari lingkungan tertentu yang telah dihadapi seseorang
tersebut. Masa dewasa di bagi menjadi tiga tingkat yaitu :
1. Masa Dewasa Dini
Masa ini terjadi pada umur 18 – 40
tahun. Perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif.
2.
Masa Dewasa Madya
Masa ini terjadi pada umur 40 – 60
tahun. Pada saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang Nampak pada
setiap orang.
3.
Masa Dewasa Lanjut Usia (Usia Lanjut)
Masa dewasa lanjut (senescence) terjadi pada umur 60 tahun hingga kematian. Kemampuan
fisik dan psikologis lebih cepat menurun. Namun dengan berkembangnya teknologi,
teknik pengobatan modern dan upaya untuk berpenampilan dapat memungkinkan pria
dan wanita untuk berdandan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka
masih lebih muda.
Dalam pembahasan masa dewasa ini akan
terdapat pembahasan mengenai perkembangan kepribadian, transisi dalam keluarga,
perkembangan fisik, dan perkembangan kognitif.
A.
Perkembangan Kepribadian
Pada masa dewasa ini perkembangan
kepribadian menggunakan teori dari Carl Gustav Jung, yakni dinamika kepribadian
dan tahap perkembangan kepribadian. Pada dinamika kepribadian terdapat
kausalitas dan teleology, dan progresi dan regresi. Pada tahap perkembangan
Jung masa dewasa dini hingga masa dewasa madya memasuki tahapan masa krisis
paruh baya.
Pada perkembangan krisis paruh baya
ini berawal pada sekitar umur 40 tahun, kondisi psikologis mulai mengalami
sebuah transformasi. Perasaan individual yang pada masa remaja hingga memasuki
dewasa dini, yakni umur 22 tahun tujuan dan ambisi yang sebelumnya
menggebu-nggebu perlahan mulai kehilangan maknanya. Pada masa ini kebanyakan
individu akan merasakan depresi, kehidupan yang stagnan dan tidak selesai,
seolah-olah sesuatu yang sangat penting hilang dari hidupnya. Menurut Jung hal
ini dapat terjadi karena “… pencapaian yang dihargai oleh masyarakat adalah
kemenangan dengan mengorbankan penyusutan kepribadian. Terlalu banyak aspek kehidupan
yang mestinya dialami kemudian tergeletak begitu saja di gudang diantara
memori-memori yang berdebu.” (Crain, 505).
Pada masa ini individu menuju pada
sasaran-sasaran diri yang belum dapat tercapai, atau dapat disebut dengan individuasi. Individuasi ini melibatkan
tidak hanya pencapaian ukuran keseimbangan psikis, namun juga memisahkan diri
dari persetujuan yang biasanya diberikan pada tujuan-tujuan dan nilai-nilai
budaya massa. Ini berarti menemukan jalan individual orang itu sendiri.
Masa paruh baya ditandai dengan
transformasi pada kondisi psikologis individu. Yakni individu terdorong untuk
mulai menjauhkan minat dari penguasaan terhadap dunia luar dan mulai untuk
berfokus kepada diri-diri batin, seperti contohnya individu mulai merasa suara
hati memaksa untuk mendengarkan alam bawah sadar agar ia dapat belajar
potensi-potensi untuk yang telah terlalu lama dibiarkan tidak disadari, seperti
mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai makna hidup, yang bagaimanapun
sudah dijalani pada separuh masa hidupnya.
Pada masa ini pria dan wanita mulai
memberikan ruang ekspresif dan mengembangkan minat-minat yang tidak sempat ia
kembangkan pada masa dewasanya pada masa ketika ia masih dalam masa
produktifnya. Ambisi pria menjadi tidak lagi agresif dan menjadi lebih peduli
pada hubungan-hubungan antarpribadi. Pada wanita menjadi lebih agresif dan
independen. Pada masa ini individu semakin terarah kepada batinnya, namun
antusiasme bagi pengejaran-pengejaran agresif yang temporer dapat
mengimbanginya bahkan dapat membuat orientasi batiniah. Pada orang dewasa
kehilangan pemahaman akan perkembangan dirinya yang lebih jauh, dapat diatasi
jika mereka mengambil resiko untuk berkonfrontasi dengan bagian-bagian dirinya
yang ditolak selama ini.
B.
Perkembangan Kognitif
Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood]
ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang
dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka
bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena
itu, mereka beriomba dan bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan
kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan
akan selalu ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan
meningkatkan harkat dan martabat hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu
telah mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan
modal itu, seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke
dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, individu akan mampu memecahkan masalah
secara sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatimya sehingga ia
akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman
tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
Pada
tahap ini perkembangan intelektual dewasa madya sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua
hal berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari
pola pemikiran ini.
Orang
dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal
yaitu dunia idealitas paling tinggi.
ü Orang
dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu
mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung
dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
ü Orang
dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik
maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan
hidupnya.
ü Orang
dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara
teoritis.
Ia menganalisis masalahnya dengan
penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini,
orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang
kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai
proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda
tadi.
Menurut Piaget, masa dewasa madya
termasuk dalam tahap operasional formal.
Pada tahap ini perkembangan intelektual
dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap
sebelumnya (tahap pemuda. Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan
perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini. Orang dewasa
mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia
idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah
langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara
konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha- usahanya guna menyelesaikan masalah
tersebut. Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya
(baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di
lingkungan hidupnya. Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga
memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya
dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya
ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang
kemudian mengajukan pendapat- pendapat tertentu yang sering disebut sebagai
proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda
tadi.
Pada
masa dewasa madya, menurut Hurlock perkembangan kognitifnya termasuk dalam
beberapa ciri dari perkembangan masa dewasa, yakni :
a.
Usia
madya adalah masa stress
Bahwa usia ini
merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup
yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu
cenderung merusak nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke masa stress,
suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah,
bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.
b.
Usia
madya adalah usia yang berbahaya
Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini
berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan
yang berakhir sebelum memasuki masa usia lanjut. Usia madya dapat menjadi dan
merupakan berbahaya dalam beberapa hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa
dimana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak
bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurangnya memperhatikan kehidupan.
Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di kalangan pria dan wanita dan
gangguan ini berpuncak pada suicide. Khususnya di kalangan pria.
c.
Usia
madya adalah usia canggung
Sama
seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa. Demikian juga pada pria
dan wanita berusia madya. Mereka bukan muda lagi, tetapi juga bukan tua.
d.
Usia
madya adalah masa berprestasi
Menurut
Errikson, usia madya merupakan masa kritis diamana baik generativitas /
kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnasi atau kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan. Menurut Errikson pada masa usia madya orang akan menjadi
lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan sesuatu
apapun lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan
yang kuat maka ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah,
dia akan stag (atau menetap) pada hidupnya.
e.
Usia
madya adalah masa evaluasi
Pada
usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah logis jika
pada masa ini juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi tersebut
berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya
teman dan keluarga-keluarga dekat.
f.
Usia
madya dievaluasi dengan standar ganda
Bahwa
pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu
standar bagi wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan
peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan perindustrian, profesi
maupun dalam kehidupan sosial namun masih terdapat standar ganda terhadap usia.
Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria
dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek yang perlu diperhatikan : pertama
aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara
pria dan wanita menyatakan sikap pada usia tua.
g.
Usia
madya merupakan masa sepi
Dimana
masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya anak yang
mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal di luar kota sehingga
orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian
dengan kepergian mereka.
h.
Usia
madya merupakan masa jenuh
Banyak
pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni pada sekitar
usia 40 akhir. Pra pria merasa jenuh dengan kegiatan rutinitas sehari-hari dan
kehidupan keluarga yang hanya sedikit memberi hiburan. Wanita yang menghabiskan
waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anak mereka. Sehingga ada
yang merasa kehidupannya tidak ada variasi dan monoton yang membuat mereka
merasa jenuh.
C.
Perkembangan Transisi Keluarga
Berikut merupakan perkembangan masa transisi
keluarga pada masa dewasa dini :
Mencari
dan Menemukan Calon Pasangan Hidup. Setelah melewati masa
remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual)
sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan
seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang syah(perkawinan
resmi)
Membina
Kehidupan Rumah Tangga. Golongan dewasa muda berkisar
antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu
dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut,
golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya telah
menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum),
akademi atau uni-versitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih
karier tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan dan membukukan diri bahwa
mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada
orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga
yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga hams dapat membentuk, membina,
dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat
mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harm dapat menyesuaikan diri dan bekerja
sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga hams dapat melahirkan,
membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap
menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
Meniti
Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga.
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas,
umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya.
Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki,
serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok
dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat
kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan
jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai
dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan
latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak
{baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan
yang layak (memadai), mereka akan dapat mem-bangun kehidupan ekonomi rumah
tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai
puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka
bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua)
untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik,
mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.
melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan
lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi).
Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan
terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok
untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan,
pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
Berikut
merupakan perkembangan masa transisi keluarga pada masa dewasa madya :
Penyesuaian terhadap
perubahan pola keluarga
Terdapat
beberapa kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap perubahan pola
keluarga pada usia madya, seperti :
a) Perubahan
fisik.
b) Hilangnya
peran sebagai orangtua.
c) Kekecewaan
terhadap perkawinan.
d) Perasaan
kegagalan.
1.
Penyesuaian
terhadap perubahan peran
Orangtua harus
menghadapi masalah penyesuaian kehidupan yang biasa disebut periode sarang
kosong. Saat itu kedua orangtua tersebut harus melakukan perubahan peran dan
keluarga tersebut perlu mencari kegiatan diluar keluarga.
2.
Penyesuaian
diri dengan pasangan
Dengan berakhirnya
tanggungjawab sebagai orangtua, sekali lagi suami dan istri menjadi saling
bergantung satu sama lain. Selama sedang melakukan perubahan peran tersebut
maka kepuasan dalam perkawinan akan meningkat.
3.
Penyesuaian
seksual
Kepuasan seksual bagi
pria dan wanita bertambah besar, apabila pada waktu suami istri melakukan
hubungan seksual dapat diselesaikan dengan sempurna oleh kedua belah pihak.
Bagi penyesuaian seksual yang tidak memuaskan akan menimbulkan kekecewaan, yang
sering terjadi selama usia tengah baya.
4.
Penyesuaian
terhadap pihak keluarga pasangan
Karena orangtua yang
dewasa ini dulunya menikah pada usia dimana anak mereka sekarang menikah, maka
tugas merawat orangtua mereka yang sudah lanjut biasanya dilakukan pada waktu
mereka berusia 40 atau 50 tahunan.
5.
Penyesuaian
diri dengan masa kakek/nenek
Sebagian besar kakek dan nenek
mengklaim bahwa mereka lebih suka pada hubungan kesenangan tanpa tanggungjawab
dengan cucunya. Mereka lebih suka bermain dengan cucu mereka, berjalan-jalan
atau menonton film, sebagai ganti mengasuh mereka. Mereka merasa bahwa mereka
memperoleh kesenangan yang lebih besar daripada ketika mereka berperan sebagai
orangtua.
D.
Perkembangan Fisik
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai
dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18
sampai 25 tahun, individu memiliki kekuatan terbesar, gerak-gerak refleks
mereka sangat cepat. Lebih dari itu, kemampuan reproduktif mereka berada
ditingkat yang paling tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi kesehatan
fisik mencapai puncaknya, namun selama periode ini penurunan keadaan fisik juga
terjadi. Sejak usia 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat.
Perubahan-perubahan ini sebagian besar lebih bersifat kuantitaf dari pada
kualitatif. Secara berangsur-angsur, kekuatan fisik mengalami kemunduran,
sehingga lebih mudah terserang penyakit. Akan tetapi, bagaimanapun juga
seseorang masih tetap cukup untuk melakukan aktifitas normal. Bahkan bagi
orang-orang yang selalu menjaga kesehatan dan melakukan olahraga secara rutin
masih terlihat bugar.
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi
selama pertengahan masa dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan
reproduktif, yakni mulai mengalami menopause atau berhentinya menstruasi dan
hilangnya kesuburan. Pada umumnya menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50
tahun, tetapi ada juga yang sudah mengalami menopause pada usia 40. Peristiwa
menopause disertai dengan berkurangnya homon estrogen. Bagi sebagian besar
perempuan, menopause tidak menimbulkan problem psikologis. Tetapi, bagi
sebagian lain menopause telah menyebabkan munculnya sejumlah besar gejala
psikologis, termasuk depresi dan hilangnya ingatan. Sejumlah studi belakangan
ini menunjukkan bahwa problem-problem tersebut sebenarnya lebih disebabkan oleh
reaksi terhadap usia tua yang dicapi oleh wanita dalam suatu masyarakat yang
sengat menghargai anak-anak muda dari pada peristiwa menopause itu sendiri.
Pada dewasa madya sebuah penelitian dalam Nowark
(1977) sebagaimana yang dikutip oleh Jhon F. Santrock (1995), menemukan bahwa
perempuan berusia dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada daya tarik
wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau tua. Dalam penelitian ini,
wanita dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai
pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya.
Menurut Hurlock, baik pria maupun wanita selalu
terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada masa ini akan menghambat
kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi daya tarik
lawan jenis.
Beberapa
Perubahan Fisik yang Terjadi pada Masa Dewasa Madya antara lain:
1. Timbulnya Uban.
2. Kulit mulai keriput.
3. Gigi yang menguning.
4. Tubuh semakin lama semakin pendek karena
otot-otot melemah.
5. Punggung orang dewasa melemah kerena piringan
sendi di tulang belakang mengalami penurunan.
6. Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang
satu dengan yang lainnya, misalnya, seorang
laki-laki yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50
tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada usia 60 tahun.
7. Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya
akomondasi mata, kemampuan untuk memfokuskan
dan mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun.
8. Penurunan pada sensitivitas pendengaran.
9. Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan
mengalami periode menopaose, dimana
pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara keseluruhan, sehingga dapat
menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya denyut
jantung. hal ini disebabkan oleh menurunnya
produksi hormon estrogen oleh indung telur.
10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan
utama pada masa dewasa madya antara lain
penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesitas
Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik pada masa
dewasa madya terasa agak sulit. Hal ini dikarenakan adanya kenyataan bahwa
sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh
perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul
bersama pada tahun-tahun selanjutnya.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya
yang menyebabkan individu perlu melakukan penyesusaian padanya, antara lain:
1. Berat
Badan Bertambah
Selama
usia madya, lemak mengumpul disekitar perut dan paha.
2. Berkurangnya
Rambut dan Beruban
Rambut
pada masa dewasa madya mulai jarang. Menipis, dan terjadi kebotakan pada bagian
atas kepala. Rambut dihidung, telinga, dan telinga mulai kaku, adapun rambut
wajah mulai tubuh dengan lambat dan kurang subur. Rambut wanita
3. Kulit
Mulai Keriput
Kulit
wajah, leher, lengan mulai kering dan keriput. Kulit dibagian bawah mata mulai
mengembung dan mengantung, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih
permanen dan jelas. Warna merah-kebiruan sering muncul disekitar lutut dan
ditengah lengkuk.
4.
Perubahan Otot
Lembek
dan mengendur dibagian dagu, pada lengan bagian atas, dan perut.
5. Masalah
Persendian
Mengalami
masalah pada persendian, tungkai, dan lengan yang membuat mereka sulit
berjalandan memegang benda, yang jarang terjadi pada orang-orang muda.
6. Perubahan
Pada Gigi
gigi
menjadi kuning dan harus lebih sering diganti, sebagian atau seluruhnya, dengan
gigi palsu.
7. Perubahan
pada Mata
Mata
kurang bersinar, dan cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk disudut
mata.
8. Perubahan
dalam Kemampuan Indera
Terjadi
pada mata dan telinga. Perubahan fungsional dan generative pada mata akibat
terjadinya bundaran kecil pada anak mata, mengurangnya ketjaman mata dan
akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak, dan tumor. Menderita presbiopi
atau kelitan melihat jarak jauh, yaitu kehilang berangsur-angsur akomodasi
lensa mata sebagai akibat dari menurunnya elastisitas lensa mata, dan terpaksa
harus pakai kaca mata. Kemampuan mendengar juga melamah, selalu harus mendengar
dengan sungguh-sungguh.
Terjadi
pula penurunan daya cium dan rasa. Hal ini terjadi biasanya pada pria karena
bulu hidung meraka bertambah, sehingga memhambat daya cium.
9. Perubahan
pada Keberfungsian Fisiologis
Fungsi
kelenjar tubuh menjadi lamban. Pori-pori dan kelanjar pada kulit yang
membersihkan kotoran jauh lebih pelan sehingga bau badan bertambah. Yang
dihubungkan dengan proses pencercaan lambat. Kesulitan makan karena
berkurangnya gigi (gigi rapuh).
10. Kinerja
Sensoris dan Psikomotor
ü Masalah
penglihatan yang berkaitan dengan usia sebagian besar terjadi pada 5 daerah, yaitu; near vision, dynamic
vision, sensitivity to light, visual search dan juga visual acuity/ketajaman
pandangan. Banyak yang memerlukan kacamata karena prebyopia (rabun jauh) dan
juga myopia.
ü Kehilangan
pendengaran secara gradual, disebut presbycusis. Sensitivitas terhadap rasa dan
bau secara umum mulai menurun.
ü Mulai
kehilangan sensitivitas sentuhannya setelah usia 45, dan terhadap rasa sakit
setelah 50. tetapi rasa sakit yang berfungsi sebagai proteksi terus bertahan.
ü Daya
tahan sering kali bertahan lebih baik daripada kekuatan.
ü Hilangnya
daya tahan bersumber dari penurunan gradual tingkat metabolisme basal
(penggunaan energi untuk mempertahankan fungsi vital) setelah usia 40-an.
11. Perubahan
Struktural dan Sistemik
ü Pada
dekade kelima dan keenam, kulit menjadi kurang kencang dan halus seiring dengan
menipisnya lapisan lemak di bawah kulit, molekul kolagen menjadi lebih kaku,
jaringan elastin menjadi semakin rapuh.
ü kehilangan
tulang menalami percepatna pada usia 50 dan 60 tahun. Hal ini terjadi dua kali
lebih pada wanita dibandingkan pria dan terkadang mengarah pada osteoporosis.
ü Merokok,
minum minuman keras, da makanan yang buruk cenderung mempercepat kehilangan
tulang; kondisi tersebut dapat diperlambat dengna latihan aerobik, resistance
training with weight, meningkatkan pasokan kalsium, dan vitamin C.
12. Seksualitas
dan kinerja reproduksi
a) Menopause dan maknanya
menopause
terjadi ketika wanita berhenti berevolusi dan menstruasi, dan tidak lagi dapat
hamil. periode perlambatan produksi hormon dan ovulasi sebelum terjadinya
menopause disebut perimenopause yang juga dikenal dengan sebutan climateric,
atau “perubahan hidup”.
b)
Sikap terhadap menopause; di amerika
saat ini sebagian besar wanita yang menjalani masa menopause melihatnya
secara positif (Avis, 1999). Bagi banyak wanita ini merupakan tanda transisi ke
paruh kedua kehidupan orang dewasa-waktu perubahan peran, kemerdekaan yang
lebih besar, dan pertumbuhan pribadi.
c)
Perubahan dalam seksualitas pria; pria tidak mengalami penurunan tiba-tiba dalam produksi hormon sebagaimana yang
dialami wanita ; akan tetapi level testosteron pada banyak pria memang
cenderung menurun secara perlahan setelah
usia 60, sebuah fenomena yang disebut “andropause”.
13. Aktivitas
seksual
a)
Disfungsi seksual
pada
wanita di usia 50-an sekitar 1/5 kali lebih sedikit dibandingkan yang berusia
lebih muda melaporkan seks yang tidak menyenangkan atau kecemasan seksual, dan
hanya 1/3 yang melaporkan rasa sakit
ketika berhubungan seks. Sebaliknya, pria di usia 50-an berkecendrungan 3 kali
lipat melaporkan masalah ereksi dan hasrat yang rendah dibandingkan pria
berusia 18 sampai 29 tahun.
b)
Perhatian terhadap penampilan dan daya Tarik
orang-orang
paruh baya menghabiskan banyak waktu, upaya, dan uang untuk mencoba tampak
muda.
mantap artikelnya gan, artikelnya sangat membantu bagi mereka yang bingung akan kondisinya yang sudah memasuki usia dewasa...
BalasHapuskunjungi juga website kami yah... http://bit.ly/2B7wpLN
Belajar psikologi memang menyenangkan.
BalasHapusKalau ada waktu mampir ke sini kakak:
- Perkembangan Fisik dan Kognitif Dewasa
- Perkembangan Psikososial Dewasa
Lucky 15 Casino Review | JTM Hub
BalasHapusLucky 15 Casino 아산 출장마사지 was founded in 평택 출장마사지 2016 and is 속초 출장안마 operated 문경 출장마사지 by the same company in Malta. The operator holds 충청북도 출장안마 licenses in the Malta Gaming Authority (MGA)