Kepuasan
Kerja dan Komitmen
-
Kepuasan
Kerja
Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan
kerja adalah suatu sikap respon afektif atau emosional karyawan yang timbul
atas dasar persepsi mereka terhadap pekerjaannya dari segi positif maupun
negatif.
Teori Kepuasan Kerja
1. Two
factor theory
Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan
hygiene factors.
Pada
teori ini Kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu
sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam
pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan
pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators. Sebaliknya
ini ketidakpuasan dihubungkan dengan
kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas
pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu
sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau
maintainance factors.
2. Value
Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan
dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak
orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan
pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan
yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan
orang.
Penyebab Kepuasan kerja
Ada lima aspek yang terdapat dalam
kepuasan kerja, yaitu:
1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan
bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2. Atasan(Supervision), atasan yang
baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa
dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (Workers), Merupakan
faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan
dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4. Promosi(Promotion),Merupakan
faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karir selama bekerja.
5. Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan
hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Faktor Penentu Kepuasan kerja
1. Kerja
yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan pasti menyukai
pekerjaan yang dapat memberi kesempatan mereka untuk menunjukan ketrampilannya
yang menyebabkan mental karyawan tertantang untuk melakukan pekerjaan dengan
baik. Pekerjaan yang tidak menantang atau terlalu mudah secara mental akan menyebabkan
karyawan bosan.
2. Ganjaran yang
pantas, Para karyawan menginginkan sistem
upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris
dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan
pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan. Namun banyak
orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
3. Kondisi
kerja yang mendukung, Para karyawan menginginkan lingkungan atau sebuah kondisi
yang sesuai dengan keinginannya dan tidak hanya mendukung secara fisik namun
juga mempermudah karyawan menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan lebih memilih
kondisi lingkungan yang nyaman secara fisik serta tidak berbahaya. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan,
dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau
sedikit).
4. Rekan
kerja yang mendukung, Karyawan juga perlu mengisi kebutuhan sosial pada
pekerjaannya, teman yang baik dan ramah akan meningkatkan kepuasan kerja
seorang karyawan namun sikap atasan lah yang utama pula untuk kenyamanan dan
kepuasan kerja karyawan.
5. Kesesuaian
kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe
kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih
seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat
untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar
kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini,
mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi
dari dalam kerja mereka.
Korelasi Kepuasan Kerja
Beberapa korelasi kepuasan kerja
sebagai berikut :
1) Motivasi
Antara motivasi dan kepuasan kerja
terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Karena kepuasan dengan
pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi,
atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka
mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan
motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
2) Pelibatan Kerja
Hal ini menunjukkan kenyataan dimana
individu secara pribadi dilibatkan dengan peran kerjanya. Karena pelibatan
kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran atasan/manajer perlu
didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk meingkatkan
keterlibatan kerja pekerja.
3) Organizational citizenship behavior
Merupakan perilaku pekerja di luar dari
apa yang menjadi tugasnya.
4) Organizational commitment
Mencerminkan tingkatan dimana individu
mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya.
Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang sifnifikan
dan kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen
yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
5) Ketidakhadiran (Absenteisme)
Antara ketidakhadiran dan kepuasan
terdapat korelasi negatif yang kuat. Dengan kata lain apabila kepuasan
meningkat, ketidakhadiran akan turun.
6) Perputaran (Turnover)
Hubungan antara perputaran dengan
kepuasan adalah negatif. Dimana perputaran dapat mengganggu kontinuitas
organisasi dan mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan
kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
7) Perasaan stres
Antara perasaan stres dengan kepuasan
kerja menunjukkan hubungan negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja
akan mengurangi dampak negatif stres.
8) Prestasi kerja/kinerja
Terdapat hubungan positif rendah antara
kepuasan dan prestasi kerja. Sementara itu menurut Gibson (2000:110)
menggambarkan hubungan timbal balik antara kepuasan dan kinerja. Di satu sisi
dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang
puas akan lebih produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh
adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan
mendapatkan kepuasan.
Meningkatkan Kepuasan Kerja
Ada beberapa
hal yang mendukung karyawan untuk meningkatkan kepuasan kerjanya, berikut saya
sajikan :
1. Membuat pekerjaan yang menyenangkan.
2. Karyawan dibayar dengan adil dan jujur
3. Mempertemukan seseorang dengan pekerjaan yang di
minatinya
4. Menghindari pekerjaan yang membosankan dan pekerjaan yang
diulang ulang.
5. Memberikan waktu pekerjaan yang fleksibel.
6. Mengadakan program yang mendukung.
-
Komitmen
Pengertian komitmen
Komitmen adalah suatu loyalitas karyawan terhadap
pekerjaannya. Sebuah komitmen merupakan ketersediaan karyawan untuk bergabung
serta bekerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam sebuah komitmen
memiliki unsur dan komponen yang berhubungan. Ketika semua komponen terpenuhi
maka semakin besar pula komitmen karyawan dalam bekerja.
Komponen dalam komitmen
1. Komitmen
kerja afektif
Komitmen
kerja afektif adalah komitmen atas dasar ketertarikan karyawan terhadap suatu
pekerjaan yang dipilihnya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan lama
karena mereka menginginkannya.
2. Komitmen
kerja kotinuans
Komitmen ini mengarah pada perhitungan
untung-rugi dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap
mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja disini
dianggap sebagai persepsi harga yang harus dibayar jika karyawan meninggalkan
pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan
bertahan bekerja atas dasar mereka membutuhkannya.
3. Komitmen
kerja normative
Komitmen sebagai kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaannya. Komitmen ini
menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib
untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar
dan berkaitan dengan moral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar