Minggu, 08 Mei 2016

Kepuasan Kerja dan Komitmen

Kepuasan Kerja dan Komitmen

-         Kepuasan Kerja

Pengertian Kepuasan Kerja

          Kepuasan kerja adalah suatu sikap respon afektif atau emosional karyawan yang timbul atas dasar persepsi mereka terhadap pekerjaannya dari segi positif maupun negatif.

Teori Kepuasan Kerja

1. Two factor theory
            Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors.
            Pada teori ini Kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators. Sebaliknya ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors.


2. Value Theory
            Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.


Penyebab Kepuasan kerja

Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
1.      Pekerjaan itu sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2.      Atasan(Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3.      Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4.      Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
5.      Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Faktor Penentu Kepuasan kerja

1. Kerja yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan pasti menyukai pekerjaan yang dapat memberi kesempatan mereka untuk menunjukan ketrampilannya yang menyebabkan mental karyawan tertantang untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Pekerjaan yang tidak menantang atau terlalu mudah secara mental akan menyebabkan karyawan bosan.

2.  Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan. Namun banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.

3. Kondisi kerja yang mendukung, Para karyawan menginginkan lingkungan atau sebuah kondisi yang sesuai dengan keinginannya dan tidak hanya mendukung secara fisik namun juga mempermudah karyawan menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan lebih memilih kondisi lingkungan yang nyaman secara fisik serta tidak berbahaya. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).

4. Rekan kerja yang mendukung, Karyawan juga perlu mengisi kebutuhan sosial pada pekerjaannya, teman yang baik dan ramah akan meningkatkan kepuasan kerja seorang karyawan namun sikap atasan lah yang utama pula untuk kenyamanan dan kepuasan kerja karyawan.

5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.

Korelasi Kepuasan Kerja

Beberapa korelasi kepuasan kerja sebagai berikut :
1)      Motivasi
Antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Karena kepuasan dengan pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi, atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
2)      Pelibatan Kerja
Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan dengan peran kerjanya. Karena pelibatan kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran atasan/manajer perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk meingkatkan keterlibatan kerja pekerja.
3)      Organizational citizenship behavior
Merupakan perilaku pekerja di luar dari apa yang menjadi tugasnya.
4)      Organizational commitment
Mencerminkan tingkatan dimana individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya. Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang sifnifikan dan kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja.
5)      Ketidakhadiran (Absenteisme)
Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi negatif yang kuat. Dengan kata lain apabila kepuasan meningkat, ketidakhadiran akan turun.
6)      Perputaran (Turnover)
Hubungan antara perputaran dengan kepuasan adalah negatif. Dimana perputaran dapat mengganggu kontinuitas organisasi dan mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
7)      Perasaan stres
Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja akan mengurangi dampak negatif stres.


8)      Prestasi kerja/kinerja
Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Sementara itu menurut Gibson (2000:110) menggambarkan hubungan timbal balik antara kepuasan dan kinerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan.

Meningkatkan Kepuasan Kerja

            Ada beberapa hal yang mendukung karyawan untuk meningkatkan kepuasan kerjanya, berikut saya sajikan :

1. Membuat pekerjaan yang menyenangkan.
2. Karyawan dibayar dengan adil dan jujur
3. Mempertemukan seseorang dengan pekerjaan yang di minatinya
4. Menghindari pekerjaan yang membosankan dan pekerjaan yang diulang ulang.
5. Memberikan waktu pekerjaan yang fleksibel.
6. Mengadakan program yang mendukung.

-         Komitmen
Pengertian komitmen
          Komitmen adalah suatu loyalitas karyawan terhadap pekerjaannya. Sebuah komitmen merupakan ketersediaan karyawan untuk bergabung serta bekerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam sebuah komitmen memiliki unsur dan komponen yang berhubungan. Ketika semua komponen terpenuhi maka semakin besar pula komitmen karyawan dalam bekerja.
Komponen dalam komitmen
1. Komitmen kerja afektif
            Komitmen kerja afektif adalah komitmen atas dasar ketertarikan karyawan terhadap suatu pekerjaan yang dipilihnya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan lama karena mereka menginginkannya.
2. Komitmen kerja kotinuans
            Komitmen ini mengarah pada perhitungan untung-rugi dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja disini dianggap sebagai persepsi harga yang harus dibayar jika karyawan meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan bekerja atas dasar mereka membutuhkannya.
           
3. Komitmen kerja normative
            Komitmen sebagai kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar dan berkaitan dengan moral.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar